Berita

Audiensi ke Kapudatin Kemendukbangga/BKKBN RI: Sinergi Program Stop Stunting di Kutai Timur

50
×

Audiensi ke Kapudatin Kemendukbangga/BKKBN RI: Sinergi Program Stop Stunting di Kutai Timur

Sebarkan artikel ini

Kaltim, PotretRepublik.Com– Dalam rangka mendukung program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur, khususnya Prioritas ke-22 terkait “Layanan Jemput Bola Program Pendidikan Nonformal, Stop Stunting, dan Warga di Bawah Garis Kemiskinan,” Pemerintah Kabupaten Kutai Timur melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) melakukan kunjungan kerja ke Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) di Jakarta, Rabu pagi.

Rombongan yang dipimpin oleh Achmad Junaidi B diterima langsung oleh Dr. Faharuddin, S.ST., M.Si., Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi BKKBN. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dan koordinasi dalam peluncuran program inovatif “Cap Jempol Stop Stunting,” yang direncanakan akan diluncurkan pada 28 Oktober 2025 mendatang.

“Cap Jempol” merupakan akronim dari Cara Pelayanan Jemput Bola Stop Stunting, sebuah strategi kolaboratif yang menyasar keluarga berisiko stunting melalui intervensi berbasis data BNBA-KRS (Basis Nama dan Alamat Keluarga Risiko Stunting). Program ini mencakup berbagai aspek, mulai dari bedah rumah, akses air bersih, hingga edukasi pola asuh dan parenting.

Usai pertemuan, Achmad Junaidi menegaskan bahwa program ini telah mendapatkan dukungan luas dari OPD, pemerintah provinsi, hingga dunia usaha. “Saya turun langsung ke 18 kecamatan, acak data BNBA-KRS, dan hasilnya nyata. Intervensi bisa tepat sasaran karena datanya konkret,” ujarnya, didampingi oleh para Kabid, JFT, dan Operator SIGA.Dr. Faharuddin mengapresiasi inisiatif Pemkab Kutai Timur dalam mengimplementasikan program ini. “Langkah jemput bola yang dilakukan ini sangat tepat. Data BNBA-KRS yang dimanfaatkan secara aktif di lapangan dapat menjadi dasar perencanaan pembangunan yang efektif. Program Cap Jempol ini bisa menjadi model nasional dalam penanganan stunting berbasis data,” katanya.

Bupati Kutai Timur juga telah mengeluarkan edaran terkait percepatan penurunan angka stunting, di mana seluruh kepala OPD diwajibkan untuk menjadi orang tua asuh bagi keluarga berisiko stunting.

Kunjungan ini juga menjadi bagian dari proyek perubahan dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional yang diikuti oleh Achmad Junaidi, sekaligus menunjukkan komitmen nyata Kabupaten Kutai Timur dalam mendukung target nasional penurunan angka stunting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *